Articles

01/06/2018

Share :

Baru-baru ini sebuah artikel kesehatan di Amerika menyampaikan bahwa minyak kelapa merupakan minyak yang tidak baik untuk kesehatan jantung. Hal ini berdasarkan pada beberapa fakta bahwa:

  1. Hasil penelitian intervensi yang menunjukkan bahwa mengganti sebagian karbohidrat dengan asam lemak jenuh (saturated fatty acid/ SFA) meningkatkan kadar LDL (low density lipoprotein). Demikian pula penelitian yang mengganti konsumsi sebagian SFA dengan asam lemak tidak jenuh (monounsaturated fatty acid /MUFA or polyunsaturated fatty acid/PUFA) menurunkan kadar LDL.

  2. Peningkatan kadar LDL akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler (cardiovascular diseases/CVD).

  3. Minyak kelapa merupakan minyak yang mengandung 80-85% SFA.

Berdasarkan hal-hal tersebut disimpulkan bahwa minyak kelapa adalah minyak yang tidak sehat karena meningkatkan risiko CVD. Hasil penelitian di atas benar, namun hasil penelitian tersebut harus pula dilengkapi dengan hasil penelitian lain agar kita memiliki pandangan yang lebih komprehensif tentang minyak kelapa dan hubungannya dengan CVD.

  1. Penelitian pada populasi yang pada populasi tersebut seumur hidup mengkonsumsi minyak kelapa atau lemak yang berasal dari kelapa menunjukkan bahwa semuanya memiliki risiko rendah untuk mendapatkan CVD dan tidak ditemukan yang memiliki CVD. Diantara penelitian itu adalah pada Suku Tokelau dan Pukapuka di Asia pacific dan pada perajin minyak kelapa di Ciamis Jawa Barat.

  2. Pada penelitian di Bangladesh, masyarakat yang sebelumnya terbiasa mengkonsumsi minyak kelapa, diganti dengan minyak jagung dan hasilnya kadar LDL turun 23%, namun rasio LDL/HDL (high density lipoprotein) naik 30%.

  3. Risiko CVD akan meningkat seiring dengan meningkatnya rasio LDL/HDL.

  4. Minyak kelapa mengandung 85-90% SFA, namun jenis SFA yang terkandungnya 45-50% adalah asam laurat.

  5. Asam laurat merupakan asam lemak rantai sedang yang mudah diabsorpsi dan mudah dioksidasi di dalam sel menjadi energi. Pemberian asam laurat terbukti menurunkan meningkatkan kadar LDL, dan meningkatkan kadar HDL, dan peningkatan kadar HDLnya lebih tinggi dibandingkan peningkatan kadar LDL, sehingga rasio LDL/HDL sebagai penanda risiko CVD akan menurun setelah mengkonsusmsi asam laurat.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

  1. Mengkonsumsi minyak kelapa memang akan meningkatkan kadar LDL, namun juga akan diikuti peningkatan kadar HDL yang lebih tinggi presentasenya dibandingkan peningkatan kadar HDL, sehingga rasio LDL/HDL akan turun dan risiko CVD akan menurun.

  2. Pada populasi yang seumur hidup mengkonsumsi minyak kelapa, risiko CVD rendah, bahkan tidak ada yang menderita CVD.

  3. Minyak kelapa adalah minyak yang tidak berbahaya dan tidak meningkatkan risiko CVD.

Berita Terkait

butuh bahan baku kelapa terbaik?